Meskipun
SCM memiliki banyak manfaat dalam menjalankan sistem produksi dan operasi
di perusahaan, tetapi ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan disikapi
oleh perusahaan apabila akan menerapkannya.Tantangan yang pertama berasal dari
lingkungan makro dan juga lingkungan eksternal. Misalnya saja trend
perekonomian global yang menunjukkan adanya kecenderungan inflasi, khususnya di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena persaingan di tingkat global memang sangat
meningkat. Selain itu juga kecenderungan perilaku konsumen yang
menunjukkan sikap terlalu rumit dan banyak menuntut. Faktor eksternal lain
adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang terkait dengan
teknologi informasisedapat mungkin diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan yang
menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang bergerak sangat cepat
untuk menanggapi perpindahan produk.
Selain tantangan-tantangan tersebut, tantangan yang juga sering dihadapi khususnya negara berkembang adalah masalah infrastruktur termasuk birokrasi yang rumit. Masalah ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap tantangan SCM yang lain, yaitu teknologi informasi.Di sisi lain, ada juga tantangan yang dapat digolongkan dalam lingkungan mikro atau di lingkungan perusahaan itu termasuk stakeholdernya. Mengingat sebuah rantai supply chain terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, maka pengelolaannya tidak mudah. Kompleksitas permasalahan meningkat dengan cepat begitu pertimbangan-pertimbangan aliran produk dan informasi dilihat dalamlingkungan keseluruhan supply chain dari ujung hulu ke ujung hilir. Karena kompleksnya permasalahan pengelolaan tersebut, banyak sekali tantangan yang bisa mengakibatkan kegagalan pengelolaan sebuah supply chain.
Lee & Bilington (1992)
mendeskripsikan 14 tantangan yang harus diperhatikan dalam SCM, yaitu:
1. Pengukuran
kinerja yang tidak terdefinisikan dengan baik, setiap chanel menentukan ukuran
sendiri-sendiri, dan tidak ada perhatian untuk membuat joint matrics yang
mengukur kinerja rantai secara keseluruhan.
2. Customer
service tidak didefinisikan dengan jelas, tidak ada pengukuran terhadap
kelambatan respon dalam pelayanan, dan sebagainya.
3. Status
data pengiriman yang tidak akurat dan sering terlambat.
4. Sistem
informasi tidak efisien.
5. Dampak
ketidakpastian diabaikan.
6. Kebijakan
inventori terlalu sederhana, faktor-faktor ketidakpastian tidak diperhitungkan
dalam pembuatan kebijakan-kebijakan tersebut,kadang-kadang terlalu statis dan
generik.
7. Diskriminasi
terhadap internal customer. Prioritasnya rendah,service levelnya tidak terukur,
sistem insentifnya tidak tepat.
8. Koordinasi
antar aktivitas suplai, produksi, dan pengiriman tidak bagus.
9. Analisis
metode-metode pengiriman tidak lengkap, tidak ada pertimbangan efek
persediaan dan waktu respon.
10. Definisi
ongkos-ongkos persediaan tidak tepat.
11. Ada
kendala komunikasi antar organisasi.
12. Perancangan
produk maupun proses tidak memperhitungkan konsep supply chain.
13. Perancangan
dan operasional supply chain dibuat secara terpisah.
14. Supply
chain tidak lengkap, fokusnya sering hanya pada operasi internal saja, tidak
bisa membedakan antara immediate customer dengan end customers
’.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu perusahaan harus melakukan perbaikan dan membangun komitmen di lingkungan internal perusahaan tersebut, baru kemudian membangun kemitraan dan komitmen dengan mata rantai lain di lingkungan eksternal. Satu hal yang juga penting dalam mengatasi tantangan untuk penerapan SCM adalah mengelola informasi dalam sebuah sistem yang harus mendukung proses pengambilan keputusan di wilayah penerapan SCM
Untuk mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu perusahaan harus melakukan perbaikan dan membangun komitmen di lingkungan internal perusahaan tersebut, baru kemudian membangun kemitraan dan komitmen dengan mata rantai lain di lingkungan eksternal. Satu hal yang juga penting dalam mengatasi tantangan untuk penerapan SCM adalah mengelola informasi dalam sebuah sistem yang harus mendukung proses pengambilan keputusan di wilayah penerapan SCM
Tantangan lain dalam penerapan SCM
u Tantangan
1
: Kompleksitas struktur Supply Chain
Adanya kompleksitas yang melibatkan
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
Internal perusahaan contoh : antara
bagian marketing dengan produksi, marketing seringkali membuat kesepakatan
dengan pelanggan tanpa mengecek secara baik kemampuan produksi, perubahan
jadual produksi secara tiba-tiba karena marketing menyepakati perubahan order
dengan pelanggan. Disisi lain bagian produksi sering resistant dengan perubahan
mendadak.
Dengan eksternal misalnya antara
supplier yang menginginkan pemesanan produknya jauh-jauh hari sebelum waktu
pengiriman dan sedapat mungkin pesanan tidak berubah. Supplier juga
menginginkan pengiriman segera setelah produksinya selesai.
u Tantangan
2
: Ketidakpastian
ketidakpastian menimbulkan
ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang dibuat. Sebagai akibatnya,
perusahaan sering menciptakan pengaman di sepanjang supply chain. Pengaman ini
bisa berupa safety stock, safety time, atau kapasitas produksi maupun
transportasi.
Sumber ketidakpastian yaitu :
1. ketidakpastian
pembeli,
2. ketidakpastian
dari supplier yaitu terkait dengan pengiriman, harga, kualitas maupun kuantitas,
3. ketidakpastian internal yang bisa
disebabkan kerusakan mesin, kinerja mesin
yang tidak sempurna, tenaga kerja serta waktu maupun kualitas produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar