Jumat, 16 Desember 2011

SISI NEGATIF JIKA SELALU BERGANTUNG PADA INTERNET



      A.      Dampak pada perkembangan fisik
                Interaksi dengan internet banyak mengurangi aktivitas gerak karena konsep dari internet adalah memudahkan kehidupan manusia sehingga akan banyak mengurangi dalam bergerak. Hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja mengalami physical decline. Antara lain  problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala serta penglihatan kabur. Selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik. Obesitas dapat memicu terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan metabolism yang akan menggiring terjadinya serangan jantung premature.

B.      Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
                Perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi juga cenderung tidak adekuat karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu sedangkan umpan balik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.
a.       Hilangnya privasi. Pengguna internet cenderung mencantumkan identitas real dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka dapat rentan terhadap hilangnya privasi dan kemungkinan abuse terhadap foto atau video yang kurang “appropriate” yang mereka posting didalam jejaring sosialnya.
b.      Cyber-Bullying. Banyak terjadi kasus perkelahian yang dimulai dari komentar atau status namun dianggap ejekan (bullying) melalui jejaring sosial.
c.       Stranger-Danger. Menurut Pew Research Center, "32% dari pengguna internet telah dihubungi oleh seseorang yang tidak ada hubungannya dengan mereka dan 7% mengatakan mereka merasa takut atau tidak nyaman sebagai akibat dari kontak dengan orang yang tak dikenal secara online. Di Indonesia bahkan kasus remaja yang diculik dan kemudian diperkosa oleh orang tak dikenal melalui jejaring sosial sudah banyak terjadi.
d.      Cyber-Stalking. Kejujuran dalam jejaring sosial seperti melakukan posting menyebabkan orang asing yang berniat jahat sangat mudah untuk membuntuti dan bahkan membujuk untuk bertemu muka dan akhirnya bisa melakukan tindakan kejahatan.

                Bila internet digunakan tanpa control yang baik, maka akan menyebabkan tingginya resiko untuk menjadi ketergantungan (addiction). Beberapa kondisi emosi yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu addiction terhadap internet, antara lain :
a.       Kecemasan, bila internet digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan maka justru akan beresiko individu untuk tidak mengatasi kecemasannya dan setiap saat mengalihkannya pada komputer yang dapat mengakibatkan kecanduan.
b.      Depresi, internet dapat mengalihkan sementara dari depresi (terutama banyak website yang memberikan informasi tentang mengatasi depresi) namun bila digunakan tanpa kontrol justru tanpa disadari akan makin menyebabkan isolasi dari lingkungan yang akan menambah depresi.
               
`               Selain aspek emosi yang dapat menimbulkan kecenderungan addiction, internet dapat berdampak pada perilaku kurang sabar karena internet cenderung membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah dan instant sehingga secara emosi menjadi tidak terbiasa untuk bersabar.

C.      Dampak pada perkembangan inteligensi
                Beberapa ahli mengulas tentang pengaruh internet dalam perkembangan inteligensi karena internet sudah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah ataupun di lingkungan sekolah. Saat ini mungkin individu denggunakan otak mereka jauh berbeda dengan individu di generasi sebelumnya. Temuan bisa berarti bahwa teknik pengajaran saat ini dan metode pengujian belum tentu efektif dalam mengestimasi kecerdasan mereka. Menggunakan internet secara berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) , dan "rasa kebingungan dalam identitas". Selain itu internet juga berdampak pada penalaran kritis karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga individu menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada satu hal untuk jangka waktu yang lama dan menyulitkan untuk memecahkan masalah yang membutuhkan waktu pendek dan kompleks.

D.      Dampak pada perkembangan moral
                Dampak dalam perkembangan moral terutama terjadi karena situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual baik pelaku maupun korbannya merupakan akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol dengan baik. Dampak negatif dalam perkembangan moral juga dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs tanpa ijin. Faktor utama yang muncul dalam interaksi internet, antara lain:
a.       Lack of Affective Feedback and Remoteness from Harm. Dalam dunia nyata, suatu perilaku memiliki konsekuensi yang akan dirasakan langsung. Melalui internet, perilaku negatif seseorang tidak akan  secara langsung dirasakan dampaknya. Kondisi ini dapat menyebabkan perkembangan perilaku moral yang tidak adekuat karena konsekuensi dari perilakunya sering tidak dirasakan secara langsung.
b.      Reduced Fear of Risk of Detection and Punishment. Interaksi melalui internet dapat dilakukan secara anonim atau dengan memalsukan identitas. Hal ini menyebabkan individu dapat menghindar dari hukuman atau tanggungjawab atas suatu perilaku yang dilakukannya.
c.       New Environment Means New Rules. Dunia maya melalui internet tampak seperti sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan nyata. Oleh karena itu, pengguna internet sering beranggapan bahwa di dunia maya mereka boleh menerapkan aturan baru yang berbeda dengan aturan di dunia nyata yang sering bertentangan dengan dunia nyata seperti saling mengejek dan terkadang membuat lelucon yang tanpa disadari bisa menjadi suatu penghinaan.
d.      Perceptions of Social Injustice and Corruption. Adanya internet menyebabkan individu yang merasa ketidakadilan merasa berhak untuk memberikan perlawanan melalui internet. Mulai dari perilaku menentang dengan mengemukakan pendapat, hacking sampai dengan membongkar secara umum hal-hal yang dianggap rahasia namun potensial menimbulkan ketidakadilan. Oleh karena itu, individu berpotensi untuk melakukan perlawanan yang dalam dunia nyata membutuhkan suatu aturan-aturan untuk mengemukakan ketidaksetujuannya.

                “Internet dapat  menyebabkan seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Seorang pengguna internet dapat pula melakukan kejahatan seperti menipu dan mencuri karena dengan internet kejahatan dapat berkembang. Internet mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung.”


Sumber :
Materi Seminar “Dampak Internet Pada Perkembangan Remaja”, Fakultas Psikologi Gunadarma, 1 Juni 2011, Gunadarma Depok.

MENGELOLA KEUANGAN PRIBADI DENGAN MEMPRIORITASKAN KEBUTUHAN



                Setiap orang memiliki cara dalam mengelola keuangan. Prinsipnya, pendapatan rutin bulanan sebisa mungkin memenuhi semua kebutuhan dan menyisakan uang untuk tabungan. Perlu konsistensi untuk dapat menjalani perencanaan keuangan. Cara mengelola keuangan dapat dilakukan dengan empat tahapan prioritas:

  1. Kewajiban agama/sosial, 10 persen dari penghasilan
                Seseorang perlu menentukan pengeluaran dengan melihat faktor risiko (tinggi, menengah, rendah) dan fleksibilitasnya. Pengeluaran yang fleksibel bersifat jangka panjang yang masih bisa ditawar, sedangkan lawannya, yakni kebutuhan tidak fleksibel atau tetap (fix), bersifat jangka pendek. Kewajiban agama atau sosial, seperti zakat (Muslim), perpuluhan (Nasrani), berada dalam prioritas pertama.

  1. Cicilan utang, maksimal 35 persen dari penghasilan
                Pengeluaran ini bersifat tetap dan berisiko tinggi. Cicilan seperti KPR, kendaraan, kartu kredit, dan lainnya perlu dilunasi sesuai dengan pembelanjaan. Bunga semakin tinggi jika kewajiban ini tidak segera dipenuhi. Orang normal akan mengalami gangguan psikologis jika terlilit banyak utang. Belum lagi konsekuensi legal jika kredit di bank macet.

  1. Kebutuhan masa depan, minimal 10 persen dari penghasilan
                Menabung, berinvestasi, dan membeli asuransi adalah sejumlah bentuk kebutuhan masa depan yang harus dialokasikan dari penghasilan bulanan. Kebutuhan ini menjadi penting karena kondisi keuangan selalu dinamis. Apalagi bagi karyawan, di mana ketahanan gaji memungkinkan untuk naik, turun, atau bahkan tak berpenghasilan alias kehilangan pekerjaan.

  1. Biaya hidup, 40-60 persen dari penghasilan
                Gunakan sisa penghasilan untuk memenuhi semua kebutuhan rutin bulanan, seperti sembako, listrik/air, uang sekolah anak, iuran lingkungan/keamanan, termasuk yang terkait hobi seperti membeli buku, menonton film, atau pengeluaran entertainment lainnya.

                “Prioritas pertama dalam mengelola keuangan sebaiknya membayar hutang terlebih dahulu dengan tidak mengesampingkan kewajiban agama, lalu dahulukan saving daripada shopping yang keinginannya tak pernah bisa dibatasi. Sifat konsumtif untuk memenuhi selera sisipkan pada urutan paling akhir.


Sumber :
http://www.bisnispremium.com/images/file/Trik%20Menghabiskan%20Gaji%20Tanpa%20Rasa%20Bersalah.doc

UNSUR-UNSUR KALIMAT

A.      Subjek
                Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Subyek adalah unsur kalimat yang menunjukkan pelaku. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Ciri-ciri subjek :
1.       Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
2.       Disertai Kata Itu
3.       Didahului Kata Bahwa
4.       Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
5.       Tidak Didahului Preposisi
6.       Berupa Nomina atau Frasa Nominal

B.      Predikat
                Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional. Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Ciri-ciri predikat :
1.       Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
2.       Kata Adalah atau Ialah
3.       Dapat Diingkarkan
4.       Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

C.      Objek
                Objek melengkapi kesempurnaan kalimat aktif transitif. Kehadiran objek merupakan suatu keharusan. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Objek umumnya berkategori nomina. Ciri-ciri objek :
1.       Langsung di Belakang Predikat
2.       Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
3.       Tidak Didahului Preposisi
4.       Didahului Kata Bahwa

D.      Keterangan
                Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu hal yang dinyatakan dalam kalimat. Keterangan dapat berfungsi menerangkan Subyek, Predikat, Obyek, dan Pelengkap. Posisinya dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi keterangan adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau kausa. Ciri-ciri keterangan :
1.       Bukan Unsur Utama
2.       Tidak Terikat Posisi
3.       Jenis Keterangan :
a.       Keterangan Waktu
b.      Keterangan Tempat
c.       Keterangan Cara
d.      Keterangan Sebab
e.      Keterangan Tujuan
f.        Keterangan Aposisi
g.       Keterangan Tambahan
h.      Keterangan Pewatas




E.       Pelengkap
                Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letaknya umumnya  di belakang predikat. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
1.       Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
2.       Menempati posisi di belakang predikat.
3.       Tidak didahului preposisi.
               
                Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Ciri-ciri pelengkap :
1.       Di Belakang Predikat
2.       Tidak Didahului Preposisi


Sumber :
       ii.            http://www.scribd.com/doc/23773891/UNSUR-UNSUR-KALIMAT

PENGERTIAN KALIMAT



                Kalimat adalah satuan dari bahasa, atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final. Kalimat dapat dibagi berdasarkan jenis dan fungsinya.

A.      Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat.
B.      Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
a.      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
b.      Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
c.       Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
d.      Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.


Sumber :
         i.            http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
       ii.            http://organisasi.org/pengertian_kalimat_dan_unsur_kalimat

Jumat, 11 November 2011

SABUN LULUR SUSU MILK GOAT






Herbal untuk perawatan kulit

Formula sabun Lulur susu Milk Goat terbuat dari perpaduan coconut oil (minyak kelapa), Milk Goat (susu kambing), Powder Body Scrub, Rempah-Rempah alami dan Aloe Vera(lidah buaya) yang dipercaya sangat baik untuk merawat kulit. Meremajakan dan memutihkan kulit yang kering dan kusam. Membersihkan dan menghaluskan secara alami.

KOMPOSISI=
-Base Soap
-Milk Goat
-Powder Body Scrub
-Rempah Body Scrub
-Extrak Aloe Vera
-Extrak aroma herbal

CARA MENGGUNAKAN=
Basahi tubuh terlebih dahulu. Lalu gosokan sabun lulur hingga merata dan ulangi gosok dengan tangan berulang-ulang agar kotoran yang menempel dapat terangkat. Untuk mendapatkan hasil yang maximal diamkan beberapa saat supaya khasiat sabun dapat meresap. Lalu bilas seperti mandi biasa.


NETTO 50gram

Cyber-bullying


 A.     Sekilas tentang Cyberspace
                Cyberspace atau dunia maya adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Cyberspace ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya, Neuromancer, 1984.


B.      Cyber-bullying
                Cyber-bullying atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan kekerasan secara fisik. Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan kekerasan melalui dunia maya efeknya lebih besar terhadap korban. Intimidasi secara fisik atau verbal pun menimbulkan depresi. Korban cyber-bullying mengalami tingkat depresi lebih tinggi, mereka sering kali depresi, merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika diserang. Menurut Bryan Piotrowski dalam bukunya, Information for Educators, cyber-bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman sepantaran melalui media cyber atau internet.

1.       Hal-hal yang menyebabkan cyber-bullying
                Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya bullying. Faktor-faktor penyebabnya antara lain keluarga, sekolah dan kelompok sebaya. Penyebab terjadinya cyber-bullying ini bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang hanya sekedar iseng dan menjadi suatu kebiasaan untuk melakukannya. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyatanya termasuk golongan yang tidak dianggap atau tidak punya kekuatan. Dengan melakukan cyber-bullying, mereka merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang berkuasa.

2.       Contoh kasus cyber-bullying
                Ada beberapa contoh kasus yang pernah terjadi, diantaranya seperti yang terjadi pada salah satu milis komunitas perempuan. Ada salah satu anggota milis tersebut yang menjadi korban kaget saat tahu nama dan nomor ponselnya masuk dalam daftar kontak “wanita nakal siap dihubungi” disebuah halaman internet. Nasib yang sama ternyata juga menimpa anggota milis wanita lainya. Ternyata, data pribadi yang mereka suplai untuk kepentingan milis telah dicuri dan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang disini biasa kita sebut sebagai pelaku cyber-bullying. Dari kejadian ini membuat kedua wanita tersebut trauma setiap kali mendengar dering ponselnya sendiri dan sering kali ponsel mereka berdering pada tengah malam.







3.       Pencegahan cyber-bullying
                Sebelum anak Anda atau kita sendiri menjadi korban, mari cermati dan lakukan 7 tips untuk mencegah dan menghentikan cyber-bullying :
1.       Jangan merespon. Para pelaku bullying selalu menunggu-nunggu reaksi korban. Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas merasa diperhatikan.
2.       Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyber-bullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini.
3.       Adukan pada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orang tua, guru, atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.
4.       Simpan semua bukti. Oleh karena aksi ini berlangsung di media digital, korban akan lebih mudah meng-capture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak-pihak yang bisa membantu.
5.       Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk pesan instan, teks, atau komentar profil, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku. Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chatroom.
6.       Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyber-bullying.
7.       Jadilah teman, jangan hanya diam. Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat apa-apa akan menyuburkan aksi bullying dan menyakiti perasaan korban. Suruh pelaku menghentikan aksinya, atau jika pelaku tidak diketahui bantu korban menenangkan diri dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang


Sumber :
         i.            http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya
       ii.            http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/169941/78/22/Cyber-Bullying-dan-Depresi
      iii.            http://www.stopcyberbullying.org
       v.            http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5009894

Ragam Pidato



a.      Peranan Pidato
                Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaiknya keahlian bicara itu menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya. Sebab itu sebagai seorang mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi di samping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain.

b.      Metode Penyajian Oral
                Terdapat 2 perbedaan dalam persiapan menyusun komposisi penyajian lisan. Pertama, dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan komposisi tertulis sama sekali tidak diperhitungkan. Kedua, dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapat diabaikan. Sebab itu persiapan yang diperlukan untuk menyusun sebuah uraian lisan tergantung pula dari metode penyajiannya.



        I.            Empat Metode Penyajian Lisan
a.       Metode Impromptu (serta-merta)
Metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara secara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya.

b.      Metode Menghafal 
Metode ini merupakan lawan dari metode impromptu. Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga akan menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selama menyajikan gagasannya.

c.       Metode Naskah
Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato radio. Metode ini sifatnya masih agak kaku. Mata pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga ia tak bebas melihat pendengarnya.

d.      Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah. Uraian yang akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting. Metode ini lebih banyak memberikan fleksibilitas dan variasi dalam memilih diksinya. Sebaliknya jika metode ini terlalu bersifat sketsa, maka hasilnya sama dengan metode impromptu.




      II.            Persiapan Penyajian Lisan
                Persiapan untuk penyajian lisan dapat dilihat melalui tujuh langkah berikut :
A.      Meneliti masalah :
1.       Menentukan maksud
2.       Menganalisa pendengar dan situasi
3.       Memilih dan menyempitkan topik
B.      Menyusun uraian :
4.       Mengumpulkan bahan
5.       Membuat kerangka uraian
6.       Menguraikan secara mendetail
C.      Mengadakan latihan :
7.       Melatih dengan suara nyaring

                Urutan ketujuh langkah di atas tidak mutlak harus diikuti dengan cermat seperti itu, tetapi yang jelas urutan kelompok meneliti masalah harus mendahului kelompok menyusun uraian  , dan mengadakan latihan merupakan bagian yang terakhir. Namun perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam tiap kelompok.

    III.            Menentukan Maksud dan Topik
                Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang diinginkan para pendengar. Topik pembicaraan dan tujuannya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud dari tema itu sendiri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi.