Jumat, 16 Maret 2012

PENALARAN DEDUKTIF


 Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Jenis-jenis Penalaran Deduktif 
1.Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

 Bentuk silogisme
1.       Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris. 
2.       Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.


Misalnya:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis2: Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.

Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis2: Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.

2.Silogisme Standar
 Silogisme kategoris standar = proses logis yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.
Proposisi 1 dan 2 adalah premis Proposisi 3 adalah konklusi


Contoh:
Semua pahlawan adalah orang berjasa Kartini adalah pahlawan
Jadi: Kartini adalah orang berjasa´

Hukum-hukum Silogisme


 a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:


1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2.Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3.Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
4.Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.

b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.


1.Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
2.Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif
3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yangpaling lemah)
4.Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.

Bentuk Silogisme Menyimpang
 Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.

Macam-macam Silogisme :


1.Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor,sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.


Contoh :
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekal
Premis Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan : Socrates tidak kekal

2.Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Contoh :
Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Premis Minor : Air tidak ada.
Kesimpulan : Manusia akan kehausan.

3.Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Minor : Nenek Sumi berada di Bandung.
Kesimpulan : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimem
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani en´ artinya di dalam dan thymos´ artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi.


Contoh :
Rumus Entimem
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimem : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik


SUMBER:
http://www.scribd.com/doc/50370346/PENGERTIAN-PENALARAN-SECARA-UMUM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar