Setiap orang memiliki cara dalam mengelola
keuangan. Prinsipnya, pendapatan rutin bulanan sebisa mungkin memenuhi semua
kebutuhan dan menyisakan uang untuk tabungan. Perlu konsistensi untuk dapat menjalani
perencanaan keuangan. Cara mengelola keuangan dapat dilakukan dengan empat tahapan prioritas:
- Kewajiban agama/sosial, 10 persen dari penghasilan
Seseorang perlu
menentukan pengeluaran dengan melihat faktor risiko (tinggi, menengah, rendah)
dan fleksibilitasnya. Pengeluaran yang fleksibel bersifat jangka panjang yang
masih bisa ditawar, sedangkan lawannya, yakni kebutuhan tidak fleksibel atau
tetap (fix), bersifat jangka pendek. Kewajiban agama atau sosial, seperti zakat
(Muslim), perpuluhan (Nasrani), berada dalam prioritas pertama.
- Cicilan utang, maksimal 35 persen dari penghasilan
Pengeluaran ini bersifat tetap dan berisiko tinggi. Cicilan seperti KPR,
kendaraan, kartu kredit, dan lainnya perlu dilunasi sesuai dengan pembelanjaan. Bunga
semakin tinggi jika kewajiban ini tidak segera dipenuhi. Orang normal akan mengalami gangguan psikologis
jika terlilit banyak utang. Belum lagi konsekuensi legal jika kredit di bank
macet.
- Kebutuhan masa depan, minimal 10 persen dari penghasilan
Menabung, berinvestasi, dan membeli asuransi
adalah sejumlah bentuk kebutuhan masa depan yang harus dialokasikan dari
penghasilan bulanan. Kebutuhan ini menjadi penting karena kondisi keuangan
selalu dinamis. Apalagi bagi karyawan, di mana ketahanan gaji memungkinkan
untuk naik, turun, atau bahkan tak berpenghasilan alias kehilangan pekerjaan.
- Biaya hidup, 40-60 persen dari penghasilan
Gunakan sisa penghasilan untuk memenuhi semua kebutuhan rutin bulanan,
seperti sembako, listrik/air, uang sekolah anak, iuran lingkungan/keamanan,
termasuk yang terkait hobi seperti membeli buku, menonton film, atau
pengeluaran entertainment lainnya.
“Prioritas
pertama dalam mengelola keuangan sebaiknya
membayar hutang terlebih dahulu dengan
tidak mengesampingkan kewajiban agama,
lalu dahulukan saving daripada shopping yang keinginannya tak pernah bisa
dibatasi. Sifat
konsumtif untuk memenuhi selera sisipkan pada urutan paling akhir.”
Sumber :
http://www.bisnispremium.com/images/file/Trik%20Menghabiskan%20Gaji%20Tanpa%20Rasa%20Bersalah.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar