A.
Sekilas tentang
Cyberspace
Cyberspace atau dunia maya
adalah media elektronik dalam jaringan
komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi
satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Cyberspace ini
merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan
komputer (sensor,
tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat
menghubungkan peralatan komunikasi (komputer,
telepon
genggam, instrumentasi elektronik,
dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. Kata
"cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali
diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku
ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel
berikutnya, Neuromancer, 1984.
B.
Cyber-bullying
Cyber-bullying atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika dibandingkan
dengan kekerasan secara fisik. Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari National
Institutes of Health (NIH) mengungkapkan kekerasan melalui dunia maya efeknya
lebih besar terhadap korban. Intimidasi secara fisik atau verbal pun
menimbulkan depresi. Korban cyber-bullying
mengalami tingkat depresi lebih tinggi, mereka sering kali depresi,
merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika
diserang. Menurut Bryan Piotrowski dalam bukunya, Information for Educators,
cyber-bullying adalah segala
bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman sepantaran
melalui media cyber atau
internet.
1.
Hal-hal yang menyebabkan cyber-bullying
Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari
berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi
penyebab munculnya bullying. Faktor-faktor
penyebabnya antara lain keluarga, sekolah dan kelompok sebaya. Penyebab
terjadinya cyber-bullying ini
bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena
pelaku memang hanya sekedar iseng dan menjadi suatu kebiasaan untuk
melakukannya. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan
nyatanya termasuk golongan yang tidak dianggap
atau tidak punya kekuatan. Dengan melakukan cyber-bullying, mereka merasakan bagaimana rasanya menjadi
orang yang berkuasa.
2.
Contoh kasus cyber-bullying
Ada beberapa contoh kasus yang
pernah terjadi, diantaranya seperti yang terjadi pada salah satu milis komunitas
perempuan. Ada salah satu anggota milis tersebut yang menjadi korban kaget saat
tahu nama dan nomor ponselnya masuk dalam daftar kontak “wanita nakal siap
dihubungi” disebuah halaman internet. Nasib yang sama ternyata juga menimpa
anggota milis wanita lainya. Ternyata, data pribadi yang mereka suplai untuk
kepentingan milis telah dicuri dan disalahgunakan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab yang disini biasa kita sebut sebagai pelaku cyber-bullying.
Dari kejadian ini membuat kedua wanita tersebut trauma setiap kali mendengar
dering ponselnya sendiri dan sering kali ponsel mereka berdering pada tengah
malam.
3.
Pencegahan cyber-bullying
Sebelum anak Anda atau kita
sendiri menjadi korban, mari cermati dan lakukan 7 tips untuk mencegah dan menghentikan
cyber-bullying :
1.
Jangan merespon. Para pelaku
bullying selalu menunggu-nunggu reaksi korban. Untuk itu, jangan terpancing
untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas merasa diperhatikan.
2.
Jangan membalas aksi pelaku.
Membalas apa yang dilakukan pelaku cyber-bullying akan membuat Anda ikut
menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini.
3.
Adukan pada orang yang dipercaya.
Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orang tua, guru,
atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan
membantu memperbaiki sikap mental pelaku.
4.
Simpan semua bukti. Oleh karena
aksi ini berlangsung di media digital, korban akan lebih mudah meng-capture,
lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim
pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke
pihak-pihak yang bisa membantu.
5.
Segera blokir aksi pelaku. Jika
materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk pesan instan, teks, atau komentar
profil, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku. Jika terjadi
saat chatting, segera tinggalkan chatroom.
6.
Selalu berperilaku sopan di dunia
maya. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti membicarakan orang lain, bergosip,
atau memfitnah, akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyber-bullying.
7.
Jadilah teman, jangan hanya diam.
Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat apa-apa akan
menyuburkan aksi bullying dan menyakiti perasaan korban. Suruh pelaku
menghentikan aksinya, atau jika pelaku tidak diketahui bantu korban menenangkan
diri dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang
Sumber :
i.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya
ii.
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/169941/78/22/Cyber-Bullying-dan-Depresi
iii.
http://www.stopcyberbullying.org
v.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5009894
Tidak ada komentar:
Posting Komentar