Jumat, 11 November 2011

SABUN LULUR SUSU MILK GOAT






Herbal untuk perawatan kulit

Formula sabun Lulur susu Milk Goat terbuat dari perpaduan coconut oil (minyak kelapa), Milk Goat (susu kambing), Powder Body Scrub, Rempah-Rempah alami dan Aloe Vera(lidah buaya) yang dipercaya sangat baik untuk merawat kulit. Meremajakan dan memutihkan kulit yang kering dan kusam. Membersihkan dan menghaluskan secara alami.

KOMPOSISI=
-Base Soap
-Milk Goat
-Powder Body Scrub
-Rempah Body Scrub
-Extrak Aloe Vera
-Extrak aroma herbal

CARA MENGGUNAKAN=
Basahi tubuh terlebih dahulu. Lalu gosokan sabun lulur hingga merata dan ulangi gosok dengan tangan berulang-ulang agar kotoran yang menempel dapat terangkat. Untuk mendapatkan hasil yang maximal diamkan beberapa saat supaya khasiat sabun dapat meresap. Lalu bilas seperti mandi biasa.


NETTO 50gram

Cyber-bullying


 A.     Sekilas tentang Cyberspace
                Cyberspace atau dunia maya adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Cyberspace ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya, Neuromancer, 1984.


B.      Cyber-bullying
                Cyber-bullying atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan kekerasan secara fisik. Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan kekerasan melalui dunia maya efeknya lebih besar terhadap korban. Intimidasi secara fisik atau verbal pun menimbulkan depresi. Korban cyber-bullying mengalami tingkat depresi lebih tinggi, mereka sering kali depresi, merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika diserang. Menurut Bryan Piotrowski dalam bukunya, Information for Educators, cyber-bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman sepantaran melalui media cyber atau internet.

1.       Hal-hal yang menyebabkan cyber-bullying
                Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya bullying. Faktor-faktor penyebabnya antara lain keluarga, sekolah dan kelompok sebaya. Penyebab terjadinya cyber-bullying ini bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang hanya sekedar iseng dan menjadi suatu kebiasaan untuk melakukannya. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyatanya termasuk golongan yang tidak dianggap atau tidak punya kekuatan. Dengan melakukan cyber-bullying, mereka merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang berkuasa.

2.       Contoh kasus cyber-bullying
                Ada beberapa contoh kasus yang pernah terjadi, diantaranya seperti yang terjadi pada salah satu milis komunitas perempuan. Ada salah satu anggota milis tersebut yang menjadi korban kaget saat tahu nama dan nomor ponselnya masuk dalam daftar kontak “wanita nakal siap dihubungi” disebuah halaman internet. Nasib yang sama ternyata juga menimpa anggota milis wanita lainya. Ternyata, data pribadi yang mereka suplai untuk kepentingan milis telah dicuri dan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang disini biasa kita sebut sebagai pelaku cyber-bullying. Dari kejadian ini membuat kedua wanita tersebut trauma setiap kali mendengar dering ponselnya sendiri dan sering kali ponsel mereka berdering pada tengah malam.







3.       Pencegahan cyber-bullying
                Sebelum anak Anda atau kita sendiri menjadi korban, mari cermati dan lakukan 7 tips untuk mencegah dan menghentikan cyber-bullying :
1.       Jangan merespon. Para pelaku bullying selalu menunggu-nunggu reaksi korban. Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas merasa diperhatikan.
2.       Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyber-bullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini.
3.       Adukan pada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orang tua, guru, atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.
4.       Simpan semua bukti. Oleh karena aksi ini berlangsung di media digital, korban akan lebih mudah meng-capture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak-pihak yang bisa membantu.
5.       Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk pesan instan, teks, atau komentar profil, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku. Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chatroom.
6.       Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyber-bullying.
7.       Jadilah teman, jangan hanya diam. Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat apa-apa akan menyuburkan aksi bullying dan menyakiti perasaan korban. Suruh pelaku menghentikan aksinya, atau jika pelaku tidak diketahui bantu korban menenangkan diri dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang


Sumber :
         i.            http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya
       ii.            http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/169941/78/22/Cyber-Bullying-dan-Depresi
      iii.            http://www.stopcyberbullying.org
       v.            http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5009894

Ragam Pidato



a.      Peranan Pidato
                Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaiknya keahlian bicara itu menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya. Sebab itu sebagai seorang mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi di samping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain.

b.      Metode Penyajian Oral
                Terdapat 2 perbedaan dalam persiapan menyusun komposisi penyajian lisan. Pertama, dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan komposisi tertulis sama sekali tidak diperhitungkan. Kedua, dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapat diabaikan. Sebab itu persiapan yang diperlukan untuk menyusun sebuah uraian lisan tergantung pula dari metode penyajiannya.



        I.            Empat Metode Penyajian Lisan
a.       Metode Impromptu (serta-merta)
Metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara secara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya.

b.      Metode Menghafal 
Metode ini merupakan lawan dari metode impromptu. Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga akan menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selama menyajikan gagasannya.

c.       Metode Naskah
Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato radio. Metode ini sifatnya masih agak kaku. Mata pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga ia tak bebas melihat pendengarnya.

d.      Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah. Uraian yang akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting. Metode ini lebih banyak memberikan fleksibilitas dan variasi dalam memilih diksinya. Sebaliknya jika metode ini terlalu bersifat sketsa, maka hasilnya sama dengan metode impromptu.




      II.            Persiapan Penyajian Lisan
                Persiapan untuk penyajian lisan dapat dilihat melalui tujuh langkah berikut :
A.      Meneliti masalah :
1.       Menentukan maksud
2.       Menganalisa pendengar dan situasi
3.       Memilih dan menyempitkan topik
B.      Menyusun uraian :
4.       Mengumpulkan bahan
5.       Membuat kerangka uraian
6.       Menguraikan secara mendetail
C.      Mengadakan latihan :
7.       Melatih dengan suara nyaring

                Urutan ketujuh langkah di atas tidak mutlak harus diikuti dengan cermat seperti itu, tetapi yang jelas urutan kelompok meneliti masalah harus mendahului kelompok menyusun uraian  , dan mengadakan latihan merupakan bagian yang terakhir. Namun perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam tiap kelompok.

    III.            Menentukan Maksud dan Topik
                Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang diinginkan para pendengar. Topik pembicaraan dan tujuannya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud dari tema itu sendiri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


A.     Kedudukan Bahasa Indonesia
                Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :
1.       Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
2.       Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

                Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :
1.       Bahasa Nasional
                Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
·         Lambang kebanggaan Nasional
                Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
·         Lambang Identitas Nasional
                Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
·         Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya
                Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
·         Alat penghubung antarbudaya antardaerah
                Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.







2.       Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
                Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
·         Bahasa resmi kenegaraan
                Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
·         Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan
                Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
·         Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah
                Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
·         Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern
                Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.


B.      Fungsi-fungsi Bahasa Indonesia
                Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus. Fungsi bahasa secara umum antara lain :
a.      Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri
                Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
b.      Sebagai alat komunikasi
                Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
c.       Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
                Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
d.      Sebagai alat kontrol sosial
                Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.

                Fungsi bahasa secara khusus :
a.      Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari
                Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
b.      Mewujudkan Seni (Sastra)
                Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
c.       Mempelajari bahasa- bahasa kuno
                Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
d.      Mengeksploitasi IPTEK
                Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.


Sumber :
         i.            http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Kedudukan_resmi
       ii.            http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
      iii.            http://www.scribd.com/doc/21562578/Kedudukan-Bahasa-Indonesia